Tuhanku tuhan yang maha
mendengar.
Benar salah itu urusanmu,
halal-haram bukan urusan manusia,
jadi apa yang pantas kita urusi.
Soal siapa yang lebih benar dan
siapa yang salah itu hanya masalah penilaian manusia
Soal siapa yang lebih hebat dalam
dosa tidak usah kita bicarakan.
Manusia mencoba berprilaku
seperti tuhan dengan banyak menilai dan menyalahkan
Padahal manusia Banyak berdusta
dan berkhianat, jadi apakah keadilan manusia itu benar.
Soal siapa yang salah dan benar
kita buktikan di dunia saja, kita buktikan di pengadilan manusia .
Kita cari kedailan di
pengadilan.. sebab jika ke pengadilan tentunya kita mencari keadilan versi
manusia.
karena jika kita menunggu sampai
ke pengadilan yang hakiki (pengadilan tuhan) saya yakin aku, dia mereka takkan
selamat
biarkanlah mereka yang jahat dan
mereka yang benar saling menjatuhkan hingga tidak ada lagi benar dan jahat..
semua menjadi munafik,picik dan khianat
dan hal yang paling lucu adalah
kita merasa benar, kita merasa suci dan membiarkan diri merayakan persembahan
itu.
Tuhanku tuhan semesta alam, di
dunia yang kau ciptakan ini sungguh banyak orang yang jahat, aku muak dengan
semua ini, aku muak dengan apa yang terjadi,
Tuhan jika kau hanya menciptakan
aku hanya sebagai penyaksi, maka jadikanlah aku seoang penyaksi yang sabar,
penyaksi yang akan hanya diam melihat dunia yang kau buat ini penuh dengan
kebohongan dan kepicikan.
Dan tuhan, jika hadirku kau
kehendaki lain maka berilah aku jalan, berilah aku cahaya maha cahaya (nurun
ala nur) yang dapat menyinari gelapnya hati manusia.
Tuhan, aku tahu diriku bukanlah seorang nabi, diriku
bukan pula seorang sufi tapi aku mencoba memaknaimu dengan pikiranku yang kau
berikan ini, aku mencoba memaknai keadilan dengan memahami Al-quran dan Al-Haditsmu.
Hingga mereka menilai aku bodoh,
aku tolol dan aku kurang logika, itu adalah anugrah bagiiku, kan kucintai
segala kekuranganku menurut manusia dengan belajar dan belajar.
Tuhan aku muak dengan segala
kebohongan ini, aku capek dan lelah menhadapi semua ini, tuhan aku tahu saat
mereka borbohong, bahkan aku tahu mereka berbohong dari tulisan mereka,
intonasi suara mereka dan alasan mereka.
Kutahu takdirku tuhan takdir yang
masih abu-abu, takdir yang masih belum jelas ini, karena kuhanya berjalan
mencari keberkahanmu, dan berharap anugerahmu dalam iktiarku,
Tuhan terlalu sakit hati ini,
terlalu perih luka ini melihat segala dusta dan kebohongan ini. Inginku berucap
tapi taksanggup, inginku bertindak tapi tak mampu, segala kekuatan itu telah
meninggalkan diriku,
Tuhan hanya kau yang tahu batasku
kapan aku harus berhenti dan kapan aku harus menangis karena gagal, tuhan hanya
kau yang peling mengerti aku, tempatku berkeluh kesah dan memohon semua ini,
tuhan hanya kau yang tahu batasku maka jika batasku sekecil hanya sekecil
partikel atom, maka jadikanlah aku partikel kecil itu sebagai kebutuhan bagi
setiap umat. Berikan aku alasan tuhan untuk maju dan terus menhargai hidup
dengan berbuat baik dan mendekatkan diri ini kepadamu, biarkan sikap ini
sebagai sikap yang sesuai kehendakmu agar aku bisa menjadi sebaik-baiknya
mahlukmu.
Tuhan hanya satu pintaku berilah
aku peluang, berilah aku cara untuk menemukan hasil, berilah aku keberuntungan
dan keberanian untuk semua ini, karena kusadar dengan segala kemungkinan
duniaku yang sekarang adalah dunia penuh kebusukan, bahkan dia yang kucinta pun
telah memelihara dusta, apapun itu tuhan saya hanyalah hambamu yang belajar
memaknai keadilan, belajar menegakkan keadilan di duniamu yang banyak tidak
adilnya, tuhan berkahi aku dengan ilmu dan pemahaman terhadap ilmu karena
itulah yang paling tinggi.
Kutulis cerita ini disalah satu
sudut kota Jakarta, saat aku merasakan pahitnya kebohongan dan tidak adilnya
manusia menegakkan hukum yang sebenarnya telah ada dalam hati mereka yang
dustai. Saat aku merasa di kianati oleh orang yang saya percayai, saat dusta
menjadi pilihannya dan menyingkirkan cinta dan kasih ini.
Oleh Ulhaq Andyaksa,S.H
Ditulis di Jakarta 18 juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar